Pada pertemuan kali ini kelas kajian media membahas tentang "representasi", mungkin buat kalian udah banyak atau sering denger kata ini, tapi mungkin juga banyak yang belum paham betul mengenai hal ini, pada tulisan ini saya akan mencoba untuk membahas hal ini.
Pada umumnya representasi merupakan deskripsi atas orang-orang yang membantu memperjelas kekhasan kelompok tertentu. Nahh, untuk memperjelasnya saya akan mencoba membahas dari siapa dan dari mana representasi tersebut berasal, kemudian siapa siapa saja yang diuntungkan atau dirugikan dari representasi tersebut, dan yang terakhir apakah orang-orang yang berbeda melihat representasi yang sama dengan cara yang berbeda-beda.
Sebuah representasi ternyata merupakan gabungan dari : hal atau peristiwa itu sendiri, pendapat orang yang membuat representasi tersebut, reaksi orang terhadap representasi tersebut, dan yang terakhir adalah konteks masyarakat dimana representasi tersebut sedang terjadi.
Representasi dan Makna, kedua hal ini menjadi berhubungan karena sebuah representasi merupakan buah pikir yang memiliki suatu makna tertentu, bisa kita lihat dari bagai mana masyarakat yang sedang berorasi untuk memperjuangkan apa yang diinginkan, hal ini menunjukan representasi yang dimiliki oleh masyarakat itu, dan tentu memiliki makna yang ingin dimengerti oleh orang lain.
"Representasi sebagai ungkapan ideologi"
Louis Althusser
Representasi dan Konteks Budaya, hal ini tidak jauh berbeda dengan yang lainnya, karena setiap konteks selalu ada hal" yang bisa kita representasikan.
Jakarta? Rio de Janeiro?
como vamos dizer não às drogas
bagaimana kita menyampaikan kampanye anti narkoba
Banyak sekali masalah yang sudah ada ketika anda membicarakan tentang narkoba, yang merupakan narkotika dan obat-obatan terlarang. Mulai dari penyebaran narkoba, bandar-bandar narkoba yang tersebar diseluruh dunia tanpa terkecuali, munculnya pecandu-pecandu baru mulai dari masyarakat usia muda, meningkatnya angka kejahatan yang diakibatkan karena benda tersebut, hilangnya nyawa orang-orang disekililing kita karena benda tersebut, dan masih banyak lagi.
Untuk itu diberbagai daerah yang memiliki angka pecandu narkoba yang tinggi banyak sekali melakukan kegiatan kampanye yang dilakukan oleh masyarakat dari kalangan manapun dengan tujuan berkurangnya para pecandu benda tersebut. Kegiatan seperti ini dilakukan oleh banyak pihak, misalnya kaum pelajar atau mahasiswa, organisasi masyarakat, atau sekumpulan dokter atau komunitas tertentu yang menyadari akan berbahayanya narkoba itu sendiri.
Dari kegiatan-kegiatan yang ada, kita bisa melihat bahwa orang-orang yang melakukan hal itu memiliki tujuan yang sama yaitu berkurangnya angka pecandu narkoba. Akan tetapi jika kita perhatikan dengan baik, tiap-tiap masyarakat dari kalangan manapun selalu memiliki cara-cara yang berbeda untuk menyampaikannya, mulai dari pendekatannya, medianya, target audiensnya, kelas sosialnya, aspek religinya, selalu ada hal-hal yang membedakan dari kampanya yang satu dengan kampanye yang lainnya. Hal ini menunjukan perbedaan bagaimana masyarakat merepresentasikan maksud dan tujuan mereka.
Pada khasus ini saya memberi contoh dari negara kita sendiri Indonesia dan negara dari Benua America yaitu Brazil. Mereka sama-sama memiliki kota besar yang dihuni oleh banyak lapisan masyarakat, mulai dari kelas sosial bawah, menengah hingga atas. Misalnya saja Jakarta yang merupakan ibu kota, disini semua masyarakat dari berbagai lapisan berkumpul menjadi satu didaerah ini sehingga narkoba tersebut dengan mudahnya bisa menyebar, hal ini tidak jauh berbeda dengan Rio De Janeiro yang memiliki tingkat kriminalitas yang tinggi. Hal ini mendorong sebagian masyarakat untuk melakukan kegiatan sosial atau kampanye anti narkoba. Namun bagaimana mereka menyampaikannya, akan saya bahas disini.
Ini merupakan beberapa gambaran mengenai poster kampanye anti narkoba yang tersebar dinegara kita terutama Jakarta yang merupakan kota besar. Dari cara penyampaian yang dilakukan mereka banyak fokus kepada generasi-generasi muda penerus bangsa yang mental dan psikisnya masih labil akan masalah-masalah dunia yang mereka alami. Dengan penggambaran atau illustrasi yang menyeramkan diharapkan bisa membuat efek takut kepada orang-orang yang mau atau sudah mengkonsumsinya, hal ini terlihat dengan adanya tagline-tagline yang mengaitkan pecandu dengan kematian. Tidak sedikit juga yang memberikan penggambaran yang terang-terangan memperlihatkan obat-obatan yang dimaksud untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. Dari pengamatan yang saya lakukan, poster-poster ini dibuat karena negara kita yang merupakan negara dengan 5 agama dan tingkat kereligiusan masyarakat yang dirasa cukup tinggi tentu image-image yang ditampilkan pada setiap poster bisa membuat efek takut atau jera kepada sipecandu tersebut.
Kota yang memiliki tingkat kriminalitas yang tinggi ini berbeda jauh dengan negara kita, tentu dari lifestyle yang kebarat-baratan tidak bisa kita samakan dengan norma timur yang sudah melekat kuat didiri kita sejak lahir. Dikota ini banyak sekali kelompok kepolisian yang bersifat tegas kepada setiap pelanggarnya. (contoh : http://news.detik.com/read/2010/11/29/143021/1504827/10/brazil-klaim-menang-lawan-geng-narkoba-di-rio-de-janeiro) Hal ini membuat poster kampanye dikota ini lebih simple karena tanpa pendekatan religius melainkan dengan memberikan peringatan kepada siapa saja yang berhubungan dengan narkoba tersebut. Disini bisa dilihat dari peringatan bahayanya narkoba hingga bahaya apa yang akan dilakukan tegas kepada setiap pelanggar. Untuk konteks audiens tidak ada penekanan khusus karena kota ini merupakan kota padat penduduk tanpa fasilitas kota yang baik dan tingginya angka kriminalitas. Walaupun banyak yang mendukung kampanye-kampanye seperti ini di Rio De Janeiro namun hal itu tidak memberikan banyak bantuan, itulah mengapa disini kegiatan kepolisian banyak dibutuhkan ketimbang gerakan-gerakan lain dengan tujuan yang sama.
Dari kedua khasus tersebut bisa kita liat bahwa dengan tujuan yang samapun tidak berarti cara yang digunakan akan sama. Semua bergantung dari masalahnya apa, dimana, kapan, mengapa, dan banyak lagi yang menyebabkan berbedanya penyampaian dari setiap orang. Apa yang dilakukan kedua kota tersebut menunjukan bagaimana pendekatan yang dilakukan merupakan yang paling merepresentasikan pandangan serta ideologi mereka.