Media Studies

Rabu, 25 September 2013

KONSUMEN

#1 contoh issue



Coldplay ($17.3m)
Coldplay adalah grup musik rock alternatif yang dibentuk di London, Britania Raya, pada tahun 1996. Grup musik ini terdiri dari Chris Martin sebagai vokalis utama, Jonny Buckland sebagai gitaris utama, Guy Berryman sebagai bassis, dan Will Champion sebagai drummer. Coldplay telah merilis 4 album sepanjang kariernya, dimulai dari album debut Parachutes (2000), kemudian A Rush of Blood to the Head {2002), X&Y (2005), dan albumViva la Vida or Death and All His Friends (2008) dan terakhir adalah sebuah album konser berjudul LeftRightLeftRightLeft (2009). Secara keseluruhan, Coldplay telah meraih kesuksesan melalui 4 album ini dengan total penjualan mencapai 33,9 juta album.[1] Beberapa singelnya telah menjadi hit seperti "Yellow", "Clocks" (pemenang Record of the Year pada Grammy Award 2004), "The Scientist", "Speed of Sound", "Fix You", dan "Viva la Vida". Mereka mendapat tanggapan baik dari media di album Viva La Vida Or Death and All His Friends setelah di album X&Y mendapat kritik yang buruk di media.

Mereka mendapatkan nominal sebesar itu tentu karena media yang mendukung, seperti penjualan CD, Album, pernak-pernik, konser, dll. Hal ini membuktikan konsep dari teori nomer 4 yaitu media sebagai bisnis komersial. 


#2 contoh issue




Coca-Cola Co, produsen minuman multinasional mereguk kenaikan pendapatan di kuartal IV 2012 sebesar 4% menjadi US$ 11,46 miliar setara Rp 110,5 triliun.Meski begitu, perolehan pendapatan ini masih di bawah target sebesar US$ 11,53 miliar atau Rp 111,2 triliun.
Tentu sudah kita ketahui bahwa coca-cola merupakan produk yang mendunia. Dengan pendapatan seperti itu tentu tidak heran jika perusahaan ini menggunakan banyak media untuk tujuan komersil. Bahkan tidak hanya media promosi, perusahaan ini juga melakukan banyak charity untuk menarik konsumennya. Hal ini bisa kita lihat dari media promosinya yang sangat kreatif dan menarik, tentu ongkosnyapun tidak sedikit, namun dari media-media itulah perusahaan ini bisa memperluas jangkauanya hingga seluruh dunia.



Kritik Iklan "AXE TWIST"



1. FHM #Agustus 2010

2. Iklan : Axe Twist deodorant body spray.
 Iklan yang menggunakan tampilan visual 4/4, berada ditengah majalah dengan bahan kertas yang lebih tebal dibandingkan halaman lainnya, sehingga sangat memudahkan menemukan halaman itu saat membuka majalah. Element warnyapun sangat menarik mata untuk melihat lebih lanjut. Dilanjuti dengan komunikasi yang disampaikan, tentu akan membuat orang akan membaca terus halaman itu, dia memberikan artikel "women love surprise" pada halaman pertama, dan diteruskan poster pada halaman selanjutnya.

3. Pada permukaanya, Axe Twist menggambarkan wanita yang tidak akan bosan berdekatan dengan pria yang menggunakan produk Axe Twist.

4. a. Menurut iklan, pengguna Axe akan terus didampingi wanita cantik tanpa bosan.
    b. Metode yang digunakan adalah illustrasi yang menggambarkan dambaan pria.
    c. Pembuat iklan menciptakan kesan sexy pada pria.

5. Oppositional reading.

6. Iklan yang digunakan tentu sangat efekif, bisa dilihat dari target yang mayoritas pria yang berumur muda tentu akan tertarik saat membaca artikel yang dibuat.

The Third Meeting

Lanjutan yang kemarin guys..

3. Media mengutarakan ideologi dan pesan - pesan yang bersangkutan dengan norma

Iyap, media memang diciptakan untuk itu guys. Tapi tau ga sih ideologi tuh apa, ideologi tuh rangkaian asumsi kita tentang dunia, yang membentuk bagaimana kita berpikir mengenai persoalaan yang kita hadapi, seperti peran gender, kedisiplinan, dll. Ada 2 macam ideologi, karena dia bersifat pribadi dan kolektif. Mereka yang memiliki ideologi pribadi yang serupa dengan orang-orang lain akan menjadi ideologi kolektif.

Nah, setiap media punya ideologinya masing-masing, hal ini yang bikin persepsi yang kita dapatkan berbeda-beda. Misalnya majalah otomotif akan membahas mobil-mobil sport yang baru diluncurkan. Hal ini akan berbeda jika muncul di infotiment yang biasanya membahas mengenai mobil yang sedang digunakan oleh artis yang sedang hits. Beritanya memang sama, namun ideologi yang dimiliki setiap media berbeda hingga norma-norma yang munculpun akan berbeda.

4. Media adalah bisnis yang memiliki kepentingan komersil yang mencari audience yang tepat sebagai konsumen atau pembeli

Media apapun yang digunakan, pasti memiliki target audiencenya masing-masing, dari itulah media bisa merauk untung sebesar-besarnya. Contoh simplenya adalah music, media bisa menggunakan band yang terkenal sehingga memiliki banyak target audience, hal ini bisa dimanfaatkan untuk pembuatan CD, DVD, Film, pernak-pernik, dll yang tentu merupakan kepentingan komersil dari pihak media.


Sabtu, 14 September 2013

The Second Meeting

Pertemuan kali ini membahas tentang 4 konsep utama dalam mengkaji media, yaitu :
  • Media membangun realita.
  • Media memiliki bentuk, kode, dan konvensi / kebiasaanya tersendiri.
  • Media mengutarakan ideologi dan kesan-kesan yang bersangkutan dengan norma.
  • Media adalah bisnis yang memiliki kepentingan komersil yang mencari audience yang tepat sebagai konsumen atau pembeli.
Empat konsep tersebut akan dibahas satu-persatu.

1. Media Membangun Realita

Tentu kita sering menerima berita yang ada dari sekeliling kita entah itu mendengar, membaca, melihat, dll. Beberapa berita yang kita dengar dari media-media tentu merupakan fakta. Namun fakta yang diberikan tidak 100% dari fakta yang ada dilapangan. Komposisi fakta yang diberikan dari fakta yang ada merupakan komposisi yang telah diatur oleh media tersebut. Hal ini dilakukan tidak lain untuk kepentingan media tersebut. Cara kerja seperti ini memungkinkan untuk media membangun dunia. Dan kita sebagai designer harus bisa membongkar berita yang dibangun oleh media untuk memahami bagaimana dunia dibentuk.


Ini merupakan salah satu adegan dalam film Metropolis 1927. Film ini merupakan film yang dirilis pada awal abad 19. Bisa kita lihat dari angle, setting, music, actor, visual, dll film ini ingin menyampaikan sesuatu. Sehingga bisa kita simpulkan apapun media pasti memiliki tujuan yang ingin dimengerti oleh konsumen.


Ini merupakan iklan dari produk shampo yang menggunakan media poster/print ad. Bisa kita lihat produk ini membangun stereotip dengan menggambarkan 2 bagian jendela dengan sisi sebelah kiri yang terdapat banyak bintang (ketombe), dan sebelah kanan yang bersih dari ketombe.

2. Media memiliki bentuk, kode, dan kebiasaanya sendiri

Tidak hanya media-media yang disebutkan tadi, tapi masih banyak media-media lain seperti televisi (visual), radio (Sound), koran, media sosial, dll. Hal ini pernah disampaikan oleh Marshall Mcluhan.

"The medium is the message"
Setiap media memiliki teknik-tekniknya sendiri, sehingga pesan yang ingin disampaikan harus menggunakan media yang tepat untuk memaksimalkan tujuanya agar dimengerti oleh audience.




The First Meeting

Hi guys, post kali ini gue akan bahas tentang materi perkuliahan kajian media minggu pertama, yes it's a boring part, but this is a fact. Kalo gitu langsung aja lo liat men..

Pertama-tama lo orang udah tau belom sih kajian media itu apa?
Kajian media itu sebuah disiplin ilmu yang mempelajari isi, bentuk, sejarah, efek, dan dampak politis dari berbagai media dan teknologi.

Pendekatannya ada beberapa yaitu :
  •        Studi mengenai proses produksi (misalnya, teknologi, pasar, dll.)
  •        Kritik mengenai gaya artistic dan bentuk-bentuk estetik (genre, narasi, dll.)
  •        Analisa cultural (efek ideologis, penerimaan, konsumsi, dll.)



Hal ini juga merupakan akar dari beberapa tradisi men, yaitu :
·         Ilmu komunikasi
·         Filsafat
·         Teori sastra
·         Psikologis
·         Ilmu politik
·         Sosiologi
·         Antropologi
·         Teori social
·         Sejarah dan kritik seni rupa
·         Teori film
·         Semiotika
·         Teori informasi
Dan khususnya – pada perkuliahan kita – kajian budaya

Selain definisi dan budaya ini ada beberapa point yang harus kalian tau..

Tujuan

·         Meneliti peran media dalam masyarakat saat ini.
·         Mempelajari konteks social, ekonomi, politik, dan kesejarahan yang membentuk media.
·         Memahami teori-teori media.
·         Menghbungkan antara riset media dan penerapannya yang relevan dalam dunia media saat ini.

Apa hubungan antara media dan budaya

Media dan Budaya memiliki hubungan simbiosis : tidak bias dilepas dari yang lain.

Nedia (bentuk-bentuk informasi dan komunikasi yang mencakup tulisan hingga media cetak, film, televise, radio, dan internet) memiliki peran yang kuat dalam praktek politik, ekonomi, pendidikan, seni, kebudayaan, dan hiburan di konteks local, nasional, dan internasional.

Maka pemahaman mendalam tentang proses mediasi menjadi kunci untuk memahami bagaimana sebuah kebudayaan terbentuk.


Mengapa Belajar Media dan Budaya

Mahasiswa akan mengerti cara untuk menginterpresentasikan elemen-elemen dalam teks cultural seperti Koran, majalah, film, foto, dan komunikasi online.

Topik pembahasan akan meliputi persoalan seperti sejarah media, budaya media kontemporer, dinamika lintas-budaya, dan pembentukan identitas.

Mahasiswa akan memahami budaya dalam bingkai modernitas dan nasionalisme, kolonialisme, dan paska-kolonialisme, paska-modernisme, dan globalisasi.



Kita akan mempelajari …


·         Pencitraan dan representasi akan suatu topic dalam berbagai bentuk media
·         Narasi dan genre
·         Stereotip mengenai suatu hal/issue dan bagaimana media berperan dalam pembentukannya
·         Konteks yang lebih luas (politik, ekonomi, social, kebudayaan)
·         Pemirsa
·         Factor lintas-kebudayan
·         Dampak globalisasi
·         Norma, ideology, dan kaitannya dengan media
·         Pola konsumsi dan kemungkinan interaktif
·         Jejaring social
·         Blogs/podcast/internet
·         Peran institusi media
·         Media dan demokrasi
·         Perubahan peran dan distributor dan konsumen
·         Teknologi baru dan penggunanya.